Welcome To Another Story !

This Blog is Indonesian only ! Sorry~

Yak, mungkin ada beberapa orang yang telah melihat blog ini sudah tau siapa pembuatnya dan siapa Author-nya. Yap, Hana Hakurou desu, The King of Wolves. Belum tau aku ? Kalau begitu, Kesini Dulu Ya~ ^^. Disini adalah tempat pelampiasan imajinasiku dan dibentuk menjadi FF (Fan Fiction). FF bisa bermacam-macam, ada FMA, Black Cat, Persona, dll. Aku harap kamu yang membaca FF ini bisa menikmatinya ! Bila ingin komentar atau ingin kasih kritik, tinggal ngomong ke SM (Shout Mix) yak ! Arigatou~

~ Hakurou

Jumat, 02 Oktober 2009

Allience Of Persona User (AOPU) ~Hakurou's Version~ Chapter 2

~ Chapter 2 ~

The Affiliation of Persona Users (Part 1)

Sore yang indah.

Matahari yang begitu cerahnya, sekarang terbenam ke arah barat dengan warna jingga-nya yang mengesankan mata. Burung-burung kembali ke rumah mereka masing-masing, dan tanaman pun menetap pada tempat mereka, menghiasi pemandangan. Angin berhembus mengucapkan selamat tinggal kepada sang Matahari. Udara disana membuat sejuk suasana.

“Apakah sudah waktunya?”. Kita kali ini mendengar dengan jelas percakapan 2 orang perempuan yang berpakaian serba hitam tersebut. Perempuan yang bernama Hana Hakurou itu memandang terbenamnya matahari dengan tangannya dimasukan ke saku celananya, dan memakai earphone yang masih menggantung di telinganya. Rambutnya menutupi mata kanannya. “Hm, kurasa sebentar lagi saja, Matahari belum sepenuhnya terbenam.” jawab perempuan satunya berkacamata yang bernama Al Hasegawa itu, dan pandangan kearah muka Hana dari samping.

“Kau tau kan kalau aku tidak suka gelap?” Hana tidak mengalihkan pandangannya, tetapi matanya menyipit geram. “Heh, sudahlah, lebih baik kita tidak usah menunggu disana. Kita bisa menunggu sebentar lagi disini.” ujar Al dengan menutup matanya dengan tersenyum sinis. Hana menengokkan kepalanya ke muka Al dengan tatapan marah, “Kau mencoba menakut-nakutiku lagi kah? Jangan coba itu lagi, atau tidak, akan ku nyalakan api untukmu sekarang juga” ucap Hana dengan perkataan mengancam. “Hahaha, baiklah baiklah, ya aku tau kalau kau tidak suka gelap, tetapi bukankah lebih baik kita menunggu dulu disini daripada menunggu di tempat itu?” jawab Al dengan tertawa kecil.

“Lebih cepat lebih baik”. Sepertinya Hana mengutip perkataan seseorang. Al menghembuskan angin kecil dari mulutnya, “…Baiklah, ayo kita kesana.” Al menjawab dengan nada mengeluh. “Bagus, ayo kalau begitu.” Hana segera berjalan dengan tampang suram. “…Dia masih berpikir kalau aku akan mengusili dia… *sigh* Dasar, dia terlalu takut pada gelap…” pikir Al dalam hatinya. Tunggu, apakah mungkin dia bisa membaca pikiran Hana? Hm, kita belum tahu jelas, tentunya.

Di sisi Shinryu dan Karin, pemandangannya sama, yaitu pemandangan Matahari terbenam. Mereka duduk di bangku panjang dan menonton pemandangan yang indah tersebut.

Shinryu mengangkat kepalanya, “Sepertinya sudah waktunya.” Shinryu berkata. “Hm? Ya mungkin begitu.” jawab Karin sambil melihat muka Shinryu dari samping yang terangkat keatas. “Baiklah, bisa kita kesana sekarang?” Shinryu mengalihkan pandangannya kepada muka Karin dan tersenyum. “Ah, baiklah” balas Karin disertai senyumnya yang penuh keramahan.

Mereka pun berdiri dari bangku tersebut dan berjalan meninggalkan tempat itu. Shinryu mengulurkan tangannya kepada Karin, lalu tangan Karin pun memegang tangan Shinryu. Berjalan dengan bergandeng tangan. Ya, kalian pasti sudah tau, bahwa ini seperti kencan. *Author dibantai*

Sisi lainnya, dimana Yurrei dan Miroku berada kita lihat sekarang. Pemandangan tetap sama. Yurrei menengokkan kepalanya kesamping, “Ah, sudah waktunya.” ujar Yurrei dengan mata menyipit. “Hm? Bukankah terlalu cepat? Pertemuannya kan nanti malam” jawab Miroku dengan alis yang terangkat. “Tetapi kita mendiskusikannya dahulu, baru kita akan memulainya setelah semuanya berkumpul.” balas Yurrei, mengalihkan pandangannya kepada Miroku. “Berdiskusi bersama ‘mereka’ dulu ya? *sigh* Baiklah kalau begitu, ayo kita kesana.” jawab Miroku, yang dipertengahan kalimatnya dia menghembuskan napas.

“Baik, ayo kita kesana, Miroku.” Yurrei menarik tangan Miroku dan meninggalkan tempat tersebut. “A-Ah, iya!” jawab Miroku yang tertarik tangannya. Lagi-lagi orang yang bergandengan tangan. Apakah ini situasi yang tepat untuk berkencan? Kurasa… tidak. Karena disini kita sedang serius, menggali informasi tentang siapa mereka sebenarnya.

*Author es we te* *Author ditendang*

Disini, waktu pertengahan sore dan malam.

Sebelum ke tempat dimana mereka berkumpul, seorang berambut hitam, bermata cokelat dan memakai baju panjang hitam-putih, dan rok yang sepanjang betisnya berdiri memandang langit yang jingga. Dia terdiam. Lalu dia menghembuskan napasnya.

…Aku tidak peduli… walaupun kau membenciku, aku masih tetap menganggap kau sebagai temanku. Seberapa kau membenciku juga. Tidak akan.

~ Even you hate me, I will never hate you ~

Kita telah mendengar isi hatinya. Siapa yang dipikirkannya? Entah. Perempuan itu kalau tidak salah bernama Ninomiya Suzu. Lalu perempuan itu pun menengok kebelakang, dia melihat kita. “…Sepertinya sudah waktunya… Baiklah, aku akan kesana sekarang.” Dia berjalan meninggalkan tempatnya. Apakah dia juga akan ikut pertemuan tersebut? Apakah emang benar kegiatan sekarang adalah pertemuan? Belum jelas juga.

Di sisi lainnya, seorang perempuan cantik berambut panjang dan berwarna cokelat muda, menggunakan baju berwarna ungu dan juga memakai rok pendek, tetapi dia memakai kaos kaki yang panjang. Dia tertunduk, tidak melihat indahnya Matahari. Entah kenapa perempuan ini tidak memandang Matahari yang sedang terbenam.

…Ini semua takdir… Aku sudah ditakdirkan mempunyai ‘kekuatan’ ini, tidak ada siapapun yang bisa membalikkan waktu… Masing-masing sudah mempunyai takdir tersendiri…”

~ No one can avoid the fate... Even it has many different paths, it all comes to the same end... ~

…Kita dengar isi hatinya, sepertinya perempuan ini menyukai kata ‘takdir’. Tunggu, kita juga mendengar kata-kata ‘kekuatan’. Kekuatan? Maksudnya apa? Apakah yang lain juga mempunyai ‘kekuatan’ itu? Hm, semakin banyak pertanyaan saja. Oh iya, nama perempuan itu adalah… Althea Razensky. Seperti nama orang barat. “…Aku akan kesana sekarang…” perempuan itu pun meninggalkan tempatnya dengan kepala yang tegak. Apakah dia juga mengikuti kegiatan tersebut? Mari kita lihat sisi lain.

Seorang perempuan berambut hitam panjang dan mempunyai mata yang merah, dan memakai baju seragam sekolah. Dia berkepala tegak, tidak menatap jingganya langit. Ya, mungkin bisa dikatakan, dia melihat langit dengan tatapan kosong.

Hpmh, suatu saat nanti juga, dunia ini akan terselubung kegelapan… Dan dunia akan dikuasai Neraka dan Surga. Dan tempat itu adalah tempatku. Hmhmhm…

~ Hell is my home and Heaven is my country the darknes will cover the world. ~

Surga dan Neraka? Apa maksudnya? Tentu kita tidak mengerti isi hati perempuan ini yang bernama Sakagami Ren. Dia mempunyai tatapan yang dingin. “Heh, sepertinya sudah waktunya.” ucap Ren dengan tampang cool-nya. Dia pun meninggalkan tempat tersebut, dan berjalan dengan gaya seperti lelaki.

Lalu, apa yang mereka semua lakukan sebenarnya? Mereka sepertinya menuju ke tempat yang sama. Mereka meninggalkan tempat mereka masing-masing pada waktu yang sama. Apakah mungkin mereka akan bertemu? Hm, mungkin kita akan mengetahuinya pada chapter yang akan datang. Kita akan ketahui disana apa yang sebenarnya mereka lakukan.

0 komentar:

My Dear Wolfies~ XD

Wolf Link From Legend Of Zelda : Twilight Princess Photobucket Kiba From Wolf's Rain Photobucket Repede From Tales Of Vesperia Photobucket Amaterasu From Okami Photobucket