Welcome To Another Story !

This Blog is Indonesian only ! Sorry~

Yak, mungkin ada beberapa orang yang telah melihat blog ini sudah tau siapa pembuatnya dan siapa Author-nya. Yap, Hana Hakurou desu, The King of Wolves. Belum tau aku ? Kalau begitu, Kesini Dulu Ya~ ^^. Disini adalah tempat pelampiasan imajinasiku dan dibentuk menjadi FF (Fan Fiction). FF bisa bermacam-macam, ada FMA, Black Cat, Persona, dll. Aku harap kamu yang membaca FF ini bisa menikmatinya ! Bila ingin komentar atau ingin kasih kritik, tinggal ngomong ke SM (Shout Mix) yak ! Arigatou~

~ Hakurou

Jumat, 02 Oktober 2009

Allience Of Persona User (AOPU) ~Hakurou's Version~ Chapter 3

~ Chapter 3 ~

The Affiliation of Persona Users (Part 2)

Suatu tempat yang gelap, tetapi masih dihiasi dengan jingganya sinar Matahari.

Disini adalah tempat terbuka. Kosong, hanya beberapa tanaman dan bebatuan. Disertai dengan hembusannya angin, membantu suasana untuk menjadi sejuk. Tetapi disini adalah bawah tanah. Seperti… Ya, tempat rahasia lah. Kemungkinan mereka akan berkumpul disini semua.

Perjalanan ke-2 orang berpakaian seperti stranger, kita lihat sekarang. Mereka berjalan dengan gaya lelaki lakukan. Dengan tangan yang disembunyikan di saku celana mereka, bertampang layaknya orang sombong.

Hana Hakurou, yang mata kanannya tertutupi oleh rambutnya, dan kita bisa melihat, mata yang kirinya sangat hitam pekat. Entah kenapa, sepertinya dia sengaja menutupi mata kanannya dengan rambutnya. Dia pun masih memakai earphone-nya, masih menggantung di telinganya. Dan Al Hasegawa, berpenampilan sama sepeti Hana, tetapi dia memakai kacamata bening dan rambutnya pendek. Dia juga memakai earphone-nya.

“Kali ini, kita akan memberikan mereka ujian sekarang.” ucap Hana yang mukanya menetap, tidak mengubah ekspresinya. “Ya, aku tau. Tetapi, kau yakin ini yang akan kau berikan kepada mereka?” balas Al, yang masih bertampang sama. “Kenapa tidak kau membaca pikiranku? Bukankah kau bisa membaca pikiran orang?” kali ini, Hana berucap dengan tersenyum. “Haha, iya. Kau tau kan, aku ini selalu menyimpan rahasia.” jawab Al. “Sekarang, kita akan memberi mereka ujian dengan… ya, mungkin lebih serius dari tahun lalu.” Hana mengangkat bahunya. “Iya, aku mengerti mengapa kali ini lebih serius” Al menjawab dengan mata tertutup. “Hmph, kita lihat saja nanti…” Hana tersenyum sinis. Sepertinya mereka merencanakan sesuatu. Tapi, kita belum tau apa rencana mereka.

Sekarang, kita melihat seorang lelaki dan seorang perempuan berjalan dengan bergandengan tangan. Sepertinya mereka menuju ke tempat yang sama. “Hm, sekarang siapa yang memberikan ujian?” Shinryu berbicara, bertanya kepada Karin. “He? Hm… Ah, mereka, kau tau?” Karin menjawab, tetapi merahasiakan nama ‘mereka’. “Oh, si ‘Black Elemental Slayer’ itu kah? Hm… Hah, aku yakin, mereka akan memberi ujian yang berat…” ucap Shinryu dengan nada mengeluh, dan sepertinya khawatir. Kita mendengar kata-kata, ‘Black Elemental Slayer’? Siapakah mereka? Hm... Coba kita dengar lebih jelas lagi sekarang.

“Tenanglah, mereka juga mempunyai sifat yang baik, tidak mungkin sampai segitunya.” ucap Karin, membela nama ‘Black Elemental Slayer’ tersebut. “Tetapi, tahun lalu ketika mereka memberi ujian, beberapa dari mereka yang menerima ujian dari mereka itu menyerah karena susahnya ujian tersebut…” Shinryu menghembuskan napas. “Hm, iya juga sih… Tetapi, mungkin kali ini akan berjalan dengan baik.” ujar Karin yakin. “Kuharap iya…” Shinryu hanya menutup mata dan menghela napas. Memang, siapakah ‘Black Elemental Slayer’ yang sebenarnya mereka bicarakan? Semakin banyak pertanyaan saja.

Pada di sisi Yurrei dan Miroku, perempuan berkacamata itu menarik tangan teman lelakinya. Ini ditarik, bukan digandeng. “O-Oi, bisakah kau berhenti menarik tanganku?” tanya Miroku yang kewalahan. “Tidak, karena kalau kau jalan biasa, aku itu lamban.” Yurrei mengajukan alasan. “B-Baiklah…” jawab Miroku dengan kepala tertunduk.

“Ngomong-ngomong, siapa yang akan memberikan ujian kali ini?” tanya Mikoru yang tangannya masih tertarik oleh Yurrei. “He? Yang memberikan ujian? Hm… kalau tidak salah, mereka yang berpakaian serba hitam itu kan?” jawab Yurrei. Tunggu, berpakaian serba hitam? Jangan-jangan, yang mereka omongkan adalah… . “Oh, mereka ya? Hm… Ya, kuharap orang yang menerima ujian dari mereka akan kuat…”. Perkataan mereka berdua sama seperti yang Shinryu dan Karin bicarakan. “Haha, iya, mereka kalau mengasih ujian tidak tanggung-tanggung.” ujar Yurrei setuju. Apakah percakapan mereka ini… Membicarakan orang yang sama seperti Shinryu dan Karin? Hm… Kalau begitu, mari kita balik ke tempat pertemuan tadi.

Kembali ke tempat ruangan bawah tanah. Didepan pintu masuk ruangan, 2 orang berdiri dengan tegaknya. Ya, mereka adalah Hana Hakurou dan Al Hasegawa. Pandangan mereka pudar, karena kita melihatnya dalam gelap, hanya sedikit hiasan cahaya jingga Matahari dari luar. Tampang mereka menetap. Ya, tatapan orang sombong.

Sunyi. Mereka tidak mengeluarkan sedikit suara. Beberapa detik kemudian, suara gesekan antara sepatu dan tanah terdengar dari kesunyian ini. Tiba-tiba, pandangan kita menjadi bergetar. Apa yang terjadi? …Oh, ternyata pintu yang didepan mereka terbuka perlahan. Pintunya… seperti batu. Ya namanya juga ruangan bawah tanah, seperti tempat rahasia.

Sebelum pintu terbuka sepenuhnya, datanglah seorang lelaki dan perempuan. Mereka adalah… Shinryu Yamatono dan Karin Ogata. Ternyata mereka juga ke tempat ini. Lalu, datanglah 2 orang lagi, perempuan dan laki-laki. Mereka adalah Yurrei Futabaki dan Miroku Hikage. Semua yang kita telah kenali terkumpul disini. Tetapi, keadaan masih sunyi. Tidak ada sambutan sama sekali. Hanya suara gesekan pintu yang terbuka menggeser.

Pintu telah terbuka luas. Tanpa mengucapkan apapun, mereka memasuki ruangan. Semuanya telah memasuki tempat rahasia itu, lalu pintu itu kembali. Ruangan menjadi berubah drastis. Gelap gulita. Tidak ada cahaya sama sekali. Tempat itu pun masih sunyi, tidak disertai dengan suara apapun.

Hana bereaksi, “Tch, aku lupa kalau ruangan ini gelap.” keluh Hana. Baik, kita ketahui bahwa perempuan tomboy yang bernama Hana ini tidak menyukai kegelapan. Dengan samar-samar, kita melihat, tangan kanan Hana terangkat. Kelihatan jelas sekali, karena dia memakai sarung tangan yang berwarna putih. Kita selama ini belum mengetahui bahwa dia mengenakan sarung tangan tersebut. Ya, disebabkan tangannya selalu disembunyikan di saku celananya.

Kita sekarang melihat, tangan Hana terangkat dan memposisikannya didepan dadanya. Perlahan-lahan, muncul cahaya jingga dari tangan tersebut. Lama-kelamaan, muncul api kecil bercahaya jingga terbentuk. Perempuan berpakaian serba hitam tersebut telah membuat api kecil dari tangannya. Mengejutkan. Siapa dia sebenarnya? Dia bisa membuat api dari tangannya dengan mudahnya, tanpa permulaan terlebih dahulu, bahkan tidak mengucapkan mantra sama sekali.

Berkat cahaya api yang telah dibuat Hana, ruangan menjadi lebih sedikit terang. “Baiklah, bisakah kita mulai pendiskusian ujiannya sekarang?” Shinryu mulai berkata. “Ok, kurasa tidak ada yang kurang.” balas Al sambil menengok kanan-kiri. Sekarang, kita akan mendengar pendiskusian mereka. Apa yang sebenarnya mereka diskusikan?

“Hana dan Al. Kalian sekarang yang mendapat giliran untuk memberikan ujian, kan? Apakah kalian sudah mempunyai rencana ujiannya?” tanya Shinryu kepada Hakurou dan Hasegawa. “Tentu saja. Kami sudah merencanakannya kemarin, dan membicarakannya tadi pagi. Tenang, ujian kami tidak begitu susah. Tapi, sedikit agak lebih serius lagi, agar tidak akan terulang lagi kejadian tahun lalu” jawab Hana dengan jelas. “Kalian tidak memunculkan ‘mereka’ lagi, kan?” balas Shinryu. Lagi-lagi, kata ‘mereka’ kita dengar. Banyak orang misterius disini.

“Tidak, kami tidak memunculkannya. Hm, tapi ya, mungkin sedikit lah dari mereka. Tapi, sebagai gantinya… Ujiannya adalah…” tiba-tiba perkataan Al terhenti. Lalu suara kompak terdengar, “Melawan kami, The Black Elemental Slayer”. Begitu mengejutkan ketika Hana dan Al dengan kompaknya mengeluarkan kalimat ‘Black Elemental Slayer’. Ternyata yang diomongkan Shinryu dan Karin tadi adalah mereka, Hana dan Al. Memang mereka mempunyai keistimewaan sehingga mereka berdua bisa mempunyai julukan tersebut? Hm, mungkin kita akan mengetahuinya lebih jelas lagi pada chapter berikutnya.

0 komentar:

My Dear Wolfies~ XD

Wolf Link From Legend Of Zelda : Twilight Princess Photobucket Kiba From Wolf's Rain Photobucket Repede From Tales Of Vesperia Photobucket Amaterasu From Okami Photobucket